Jumat, April 15, 2016

Papan Nama Desa



Salam sejahtera....
Dalam kesempatatan ini kami ingin menawarkan kepada Bapak / Ibu kepala desa untuk sarana pembuatan papan nama desa.adabeberapa bahan yang kami tawarkan sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan.Bahan yang kami gunakan untuk papan nama ada dari Galvalum dan akrilik untuk harga menyesuaikan ukuran.Dan tentunya kami sebagai ahlinya dalam pembuatan Papan Nama di jamin berkwalitas baik dan tentunya harga yang bersaing dan bersahabat.terima kasih cukup sekian dari kami apabila ada kebutuhan papan nama segera hubungi kami,dan kami akan datang ke tempat anda. 
 

papan nama desa








Rabu, April 13, 2016

Cerita Ande Ande Lumut


Di ceritakan pada zaman dahulu, ada sebuah Kerajaan besar yang bernama Kerajaan Kahuripan. Namun, untuk mencegah perang persaudaraan Kerajaan Kahuripan di bagi menjadi dua Kerajaan, yaitu Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Suatu hari sebelum Raja Erlangga meninggal, ia berpesan untuk menyatukan kembali kedua Kerajaan tersebut.Akhirnya, kedua Kerajaan tersebut bersepakat untuk menyatukan kedua Kerajaan, dengan cara menikahkan Pangeran dari Kerajaan Jenggala, yaitu Raden Panji Asmarabangun. Dengan Putri cantik Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri.
Namun, keputusan untuk menikahkan Pangeran Raden Panji Asmarabangun dengan Putri Sekartaji, di tentang oleh Ibu Tiri Putri Sekartaji. Karena Istri kedua dari kerajaan Kediri menginginkan Putri kandungnya sendiri yang menjadi Ratu Jenggala. Akhirnya, ia merencanakan untuk menculik dan menyembunyikan Putri Sekartaji dan ibu kandungnya.
Suatu hari, Raden Panji datang ke Kerajaan Kediri untuk menikah dengan Dewi Sekartaji. Namun, Putri Sekartaji sudah menghilang. Mengetahui hal itu Pangeran Panji sangat kecewa. Namun, Ibu tiri Putri Sekartaji membujuknya untuk tetap melangsungkan pernikahan tersebut. Putri Sekartaji di gantikan dengan Putri kandungnya Intan Sari. Namun, Pangeran langsung menolak usulan tersebut.
Karena sangat kecewa, Pangeran Panji memutuskan untuk mencari Putri Sekar dan Ibunya. Ia akhirnya mengganti namanya menjadi Ande-ande Lumut. Suatu hari, ia menolong seorang Nenek yang sedang kesusahan yang bernama Mbok Randa. Akhirnya, mbok Randa mengangkatnya sebagai anak angkat dan tinggal dirumah Mbok Randa.
Suatu hari, Ande-ande Lumut meminta ibu angkatnya untuk mengumumkan bahwa ia sedang mencari calon istri. Banyak gadis-gadis desa di sekitar desa Dadapan untuk bertemu dan melamar Ande-ande Lumut. Namun, tidak seorangpun yang ia terima untuk di jadikan istrinya.
Sementara, Putri Sekar dan ibunya Candrawulan berhasil membebaskan diri dari sekapan ibu tirinya. Mereka pun mengirimkan pesan melalui Burung Merpati untuk di sampai kepada Raja dari Kerajaan Kediri. Mengetahui bahwa Putri Sekar dan Ibunya mengirimkan surat. Intan Sari dan Ibunya segera melarikan diri.
Putri Sekar sangat senang dan berniat untuk bertemu dengan Pangeran Panji. Namun, ia pun kecewa karena Pangeran Panji sudah pergi berkelana. Ia pun memutuskan untuk berkelana juga untuk mencari Pangeran Panji.

Suatu hari, ketika Putri Sekar tiba di rumah seorang janda yang mempunya tiga anak gadis cantik. Nama ke tiga Janda tersebut adalah, Klenting Merah, Kelentin Biru dan Klenting Ijo. Akhirnya, Putri Sekar pun mengganti namanya menjadi Klenting Kuning.
Mendengar berita yang bersumber dan desa Dadapan kabar itu menyebutkan jika Mbok Randa mempunyai anak angkat, seorang pemuda yang sangat tampan wajahnya_ Ande-ande Lumut namanya. Ketampanan Ande-ande Lumut sangat terkenal menjadi buah bibir dimana-rnana. Banyak gadis yang datang ke desa Dadapan untuk melamar anak angkat Mbok Randa itu.
Kabar tentang Ande-ande Lumut sedang mencari Istri terdengar oleh ke ke empat gadis cantik tersebut. Akhirnya, Janda tersebut menyuruh anak-anaknya untuk pergi menemui Ande-Ande Lumut.
sungai luas yang harus disebrangi untuk bertemu ande-ande lumut
Suatu hari, mereka segera berangkat. Namun, mereka hanya pergi bertiga karena Klenting Kuning mempunyai pekerjaan rumah yang belum selesai. Mereka bertiga saling mendahului agar terpilih oleh Ande-ande Lumut. Namun, di tengah perjalanan mereka sangat kebingungan karena harus menyebrang sungai. Di tengah kebingungan tersebut. Tiba-tiba, muncullah. Pemuda bernama Yuyu Kakang. Ia menawarkan untuk mengantarkan mereka menyebrang. Tapi, Yuyu Kakang mengajukan satu syarat. ‘’ Jika sudah menyebrangkan kalian, maka perbolehkan aku untuk mencium kalian bertiga’’ pada awalnya mereka menolak. Namun, karena itu jalan satu-satunya mereka pun terpaksa menyetujui persyaratan tersebut.
Sesampainya di rumah mbok Randa, mereka langsung memperkenalkan diri satu persatu. Melihat kedatangn ketiga gadis cantik tersebut, ia segera memanggil Ande-ande Lumut. Namun, ia langsung menolak ketiga gadis tersebut.
Sementara itu, setelah menyelesaikan pekerjaannya Kleting Kuning. Kleting Kuning pun juga berniat datang ke desa Dadapan Untuk bertemu dengan Ande-ande Lumut. Keinginan itu disarnpaikannya kepada ibu angkatnya. Kleting Kuning berangkat menyusul ketiga Kleting lainnya. Tibalah ia di tepi sungai. Ia pun merasa kebingungan untuk menyebrang. Namun, lagi-lagi Yuyu Kangkang datang menawarkan bantuannya. Sama seperti ketiga Klenting setelah di sebrangkan Klenting Kuning harus bersedia untuk di cium. Klenring Kuning pun segera naik ke punggung Yuyu Kangkang.
Setelah mereka tiba di seberang, Kleting Kuning langsung membuka kotoran ayam yang dibungkus daun pisang. Ia mengoleskannya pada kedua pipinya. Yuyu Kangkang kemudian menagih janji. Kleting Kuning segera memasang pipinya yang diolesi kotoran ayam. Yuyu Kakang pun marah dan menyuruhnya segera pergi.
Ande-ande Lumut menolak ke tiga Klenting karena telah di cium oleh Yuyu Kangkang. Tiba-tiba, Ande-ande Lumut sangat terkejut ketika melihat kedatangan Klenting Kuning. Mbok Randa sangat heran melihat sikap anak angkatnya. Banyak gadis-gadis cantik yang datang untuk melamarnya. Namun, ia tolak dengan berbagai alasan. Tapi, melihat Klenting Kuning yang berpakaian sangat kumal dan badannya yang sangat bau malah di sambut dengan wajah bahagia dan berseri-seri.
Akhirnya, Mbok Randa pun terdiam. Ia mengikuti Ande-Ande Lumut menemui gadis itu. Sementar, Kleting Kuning terkejut sekali melihat Ande-Ande Lumut adalah tunangannya, Raden Panji Asmarabangun.
Akhirnya, di depan semua orang, Klenting Kuning langsung mengubah diri menjadi Putri Sekartaji. Semua orang sangat terkejut melihat sosoknya yang sangat cantik. Ketiga kakak angkatnya pun sangat terkejut ketika mengetahui jika sosok yang selama itu mereka perlakukan dengan tidak baik itu ternyata Putri Sekartaji.
Tak lama kemudian, mereka di kejutkan oleh Ande-ande Lumut yang membuka dirinya. Ia tidak lain adalah Pangeran Raden Panji. Kedua sejoli tersebut sangat bahagia karena dapat bertemu kembali. Akhirnya, Raden Panji langsung membawa Putri Sekar dan ibu angkatnya Mbok Randa ke Kerajaan Jenggala. Mereka pun segera melangsungkan pernikahan.
Akhirnya Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala dapat bersatu kembali.

Asal Usul Nama Magelang

 

Di ceritakan pada jaman dahulu kala, Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Panembahan Senopati merupakan sebuah kerajaan yang besar dan berjaya. Ketika Panembahan Senopati ingin memperluas daerahnya, ia meminta pendapat kepada Ki Gede Pemanahan.Lalu, mereka sepakat untuk membuka hutan di Kedu. Hutan tersebut angker dan hampir tidak pernah dijamah manusia. Menurut masyarakat, hutan tersebut dikuasai oleh kerajaan jin dengan rajanya bernama Jin Sepanjang. Untuk menaklukkan Jin Sepanjang, ditunjuklah Pangeran Purbaya sebagai Senopati perang.
Pangeran Purbaya dan tentara Kerajaan Mataram menggunakan pusaka untuk membuka hutan tersebut. Ketika hutan telah terbuka, terjadilah pertempuran hebat antara tentara Kerajaan Mataram di bawah pimpinan Pangeran Purbaya dan tentara kerajaan Jin. Kerajaan jin berhasil dipukul mundur. Namun, Raja Jin Sepanjang berhasil melarikan diri. Raja Jin Sepanjang berniat membalas kekalahannya pada kemudian hari.
Dongeng dari Jawa Tengah Asal Usul Magelang
Sementara itu, hutan Kedu telah diubah menjadi sebuah desa yang berkembang dan memiliki pemandangan indah. Di desa tersebut hidup sepasang suami istri, yaitu Kyai Keramat dan istrinya Nyai Bogem. Mereka memiliki seorang putri yang cantik jelita bernama Rara Rambat yang kemudian menikah dengan salah satu tentara Kerajaan Mataram bernama Raden Kuning.
Suatu hari, Kyai Keramat kedatangan seorang Iaki-laki bernama Santa yang ingin mengabdi kepadanya. Dengan senang hati, ia menerima Santa sebagai abdinya. la tidak mengetahui bahwa Santa adalah jelmaan Raja Jin Sepanjang yang sedang ingin membalas dendam.
Santa menggunakan kesaktiannya dengan menyebarkan berbagai penyakit. Akibatnya, masyarakat dilanda wabah penyakit yang aneh dan mematikan. Banyak orang yang meninggal, begitu juga para tentara.
Hal ini menimbulkan keprihatinan Pangeran Purbaya, sehingga ia segera melaporkannya kepada Panembahan Senopati. Lalu, Panembahan Senopati bertapa dan mengadakan kontak dengan Ratu Pantai Selatan. Usai bertapa, Panembahan Senopati menyampaikan nasihat dari Ratu Pantai Selatan kepada Pangeran Purbaya.
Kemudian, Pangeran Purbaya menemui Kyai Keramat. Alangkah kagetnya Kyai Keramat ketika diberitahu bahwa abdinya yang bernama Santa adalah jelmaan Raja Jin Sepanjang yang telah menyebabkan kesengsaraan rakyat. Santa yang mendengar percakapan Pangeran Purbaya dan Kyai Keramat pun melarikan diri. Kyai Keramat mengejarnya, sehingga terjadilah pertempuran. Ternyata, kesaktian Santa dapat mengalahkan Kyai Keramat hingga Kyai Keramat pun gugur.
Pangeran Purbaya sangat sedih dengan kematian Kyai Keramat dan memerintahkan untuk menguburkan jenazah Kyai Keramat di daerah tersebut. Daerah itu kemudian dinamakan Desa Keramat.
Mendengar kematian suaminya, Nyai Bogem sangat marah. la mengejar Santa dan terjadilah perkelahian. Nyai Bogem dapat dikalahkan oleh Santa dan gugur. Pangeran Purbaya memerintahkan untuk memakamkan jenazah Nyai Bogem di daerah tempat ia gugur dan menamakan desa tersebut sebagai Desa Bogeman.
Kematian Kyai Keramat dan Nyai Bogem membuat Pangeran Purbaya memerintahkan Tumenggung Martoyuda untuk menangkap Raja Jin Sepanjang. Namun, ternyata Raja Jin Sepanjang dapat mengalahkan Tumenggung Mertoyuda. Mertoyuda dimakamkan di daerah tempat terjadinya pertempuran tersebut yang itu kemudian dinamakan Desa Martoyuda.
Raden Krincing yang merupakan salah satu senopati di Kerajaan Mataram merasa terpanggil untuk ikut membantu membinasakan Raja Jin Sepanjang. Namun, sayang la pun tewas. Pangeran Purbaya memerintahkan untuk menguburkan jenazahnya di tempaf pertempuran tersebut dan menamakan daerah itu dengan Desa Krincing.
Kematian demi kematian membuat Pangeran Purbaya semakin berniat menghancurkan Santa alias Raja Jin Sepanjang. la memerintahkan pasukannya untuk mengejar Santa.
Santa lari ke dalam hutan menghindari serangan tersebut. Dengan kesaktiannya, Pangeran Purbaya dapat melihat Santa dari atas sebuah pohon yang tinggi. la segera menyerang Santa, sehingga terjadilah perkelahian sengit. Ternyata, kesaktian Pangeran Purbaya Iebih hebat daripada Santa.
Akhirnya Santa tewas di tangan Pangeran Purbaya. Seketika itu juga, langit menjadi gelap-gulita seiring dengan kematian Raja Jin Sepanjang. Ketika Raja Jin Sepanjang menghilang dan perlahan-lahan hutan menjadi terang kembali. Daerah tempat Santa tewas tersebut kemudian diberi nama Desa Sanfan.
Raja Jin Sepanjang menghilang dan menjelma menjadi sebuah tombak. Pangeran Purbaya tidak berminat terhadap tombak tersebut, karena berasal dari makhluk yang tidak baik. la memerintahkan untuk menanam tombak tersebut ke dalam tanah. Kini tempat tersebut dinamakan Desa Sepanjang.
Pertempuran yang dilakukan oleh Pangeran Purbaya dan tentara Mataram dalam melawan Santa menggunakan strategi gelang. Strategi gelang adalah mengepung musuh dengan cara melingkar, mengelilingi musuh dengan rapat. Oleh karena itu, Pangeran Purbaya menamakan daerah ini Magelang.

Asal Usul Kota Sala Tiga

Di ceritakan pada jaman dahulu, kota Semarang dipimpin oleh Adipati Pandanarang dan mempunyai istri bernama Nyai Pandanarang. Ia terkenal sebagai pemimpin yang jujur, tetapi juga menyukai harta benda yang berlimpah.Sifat kurang baik adipati ini terdengar oleh Sunan Kalijaga, seorang wali yang arif dan bijaksana. Sunan berniat mengingatkan Pandanarang dengan menyamar sebagai tukang rumput. Ketika lewat di halaman kabupaten, Adipati Pandanarang menawar rumput dengan harga yang sangat rendah.
Penjual rumput itu setuju dan meletakkan rumputnya di kandang. Sebelum pergi, ia menyelipkan uang lima sen di antara rerumputan. Uang tersebut ditemukan oleh abdi dalem yang segera melapor kepada Pandanarang.
Hal itu terjadi berulang kali. Pandanarang heran mengapa tukang rumput tersebut tidak pernah menanyakan uangnya. Ketika tukang rumput itu datang kembali, Pandanarang pun menanyakan asal-usul tukang rumput itu. Ia juga menanyakan mengapa sang tukang rumput seperti tidak membutuhkan uang. Tukang rumput menjawab bahwa ia bisa mendapatkan emas dengan sekali cangkulan tanah. Ia tidak membutuhkan benda-benda duniawi, karena semuanya tidak abadi. la juga berkata bahwa ada emas permata tertanam di dalam halaman istana.
Cerita Rakyat Salatiga Dongeng Dari Jawa Tengah
Pandanarang marah mendengar jawaban itu. la merasa dihina oleh tukang rumput itu. Pandanarang menyuruh seorang abdi mengambil cangkul, kemudian menyerahkannya kepada tukang rumput. Dengan kukuh, tukang rumput tadi mengayunkan cangkul ke tanah. Ternyata, kata-kata orang itu benar. Ada emas permata di dalam tanah istana.
Adipati Pandanarang sangat terkejut melihat pemandangan di hadapannya. Seketika, ia merasa sangat kerdil dalam hatinya.
“Pandanarang, aku adalah Sunan Kalijaga”. Setelah mendengar kata-kata itu, Pandanarang langsung meminta maaf atas kekasarannya. Sunan Kalijaga meminta Pandanarang untuk melepaskan kegemarannya pada harta duniawi.
Pandanarang mengungkapkan kepada istrinya bahwa ia ingin berguru kepada Sunan Kalijaga. Istri Pandanarang menyetujui dan menyatakan bahwa ia ingin mengikuti sang suami.
“Kau boleh ikut, tetapi ingatlah kita tidak boleh membawa barang- barang yang kita miliki. Berikan barang-barang itu kepada fakir miskin,” ujar Pandanarang kepada istrinya.
lstrinya menyatakan bahwa ia tak rela meninggalkan harta bendanya dan menyerahkannya kepada fakir miskin. la meminta suaminya berangkat Iebih dulu. Lalu, perempuan ini menyimpan emas dan permata di dalam tongkatnya yang terbuat dari bambu. Pandanarang pun menyusul Sunan Kalijaga. Dalam perjalanan, mereka dihadang oleh tiga orang penyamun.
“Jika kau ingin barang berharga, tunggulah. Sebentar lagi, akan lewat seorang perempuan tua. Cegat dia. Kau akan mendapatkan emas permata dalam tongkat bambunya,” kata Sunan Kalijaga.
Muncullah Nyai Pandanarang yang berjalan tertatih dengan tongkat bambu. Ketiga penyamun tersebut menghadang dan merampas tongkat bambu yang ia pegang. Nyai Pandanarang tidak dapat berbuat apa-apa selain merelakan hartanya dirampas. Ketika berhasil bertemu dengan suaminya dan Sunan Kalijaga, ia menceritakan kejadian perampokan yang dialaminya sambil menangis.
“Kau tidak mendengarkan kata suamimu. Untuk berguru denganku, kalian harus meninggalkan harta duniawi. Jadi, kejadian ini adalah salahmu sendiri,” ujar Sunan Kalijaga.
“Ada tiga pihak yang melakukan kesalahan di sini, yaitu kau sendiri, suamimu dan para penyamun itu. Kelak, tempat ini akan menjadi kota yang ramai,” kata Sunan Kalijaga.
Untuk mengingat kejadian tersebut, Sunan Kalijaga menamakan daerah itu dengan “Salah Tiga”. Pada perkembangan, nama Salah Tiga bergeser ucapannya menjadi Salatiga. Kini Salatiga menjadi kota yang ramai seperti yang pernah diprediksi oleh Sunan Kalijaga.

Asal Usul Rawa Pening

Di ceritakan pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak yang sakti. Kesaktiannya ini membuat seorang menyihir jahat iri. Penyihir jahat menyihir anak itu, sehingga tubuhnya penuh luka dengan bau yang sangat menyengat. Luka-luka baru akan muncul begitu luka lama mulai kering. Keadaannya kondisi tubuhnya itu, tidak ada seorang pun yang mau berhubungan dengannya. Jangankan bertegur sapa, berdekatan saja orang tidak mau. Mereka takut tertular.
Suatu hari, anak ini bermimpi ada seorang perempuan tua yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Ia pun berkelana mencari perempuan tua dalam mimpinya tersebut. Di setiap kampung yang ia datangi, ia selalu ditolak oleh penduduk. Mereka merasa jijik dan mengusir anak ini.
Akhirnya, sampailah ia di sebuah kampung yang sebagian besar penduduknya adalah orang-orang yang sombong. Tidak banyak orang yang miskin di desa itu. Mereka akan diusir atau dibuat tidak nyaman kalau tinggal di sana. Hal ini mengusik hati anak kecil ini.
Pada sebuah pesta yang diselenggarakan di kampung itu, anak kecil ini berhasil masuk. Namun, orang-orang segera mengusirnya dan mencaci-makinya. Ia langsung diseret keluar.
Pada saat terseret, ia berpesan kepada orang-orang itu supaya lebih memerhatikan orang tak punya. Mendengar kata-kata anak itu, beberapa orang makin marah, bahkan meludahinya sambil berkata, “Dasar anak setan, anak buruk rupa!”
Anak itu merasa terluka dengan perlakuan orang-orang tersebut. Lalu, ia menancapkan sebuah lidi di tanah don berkata, “Tak ada satu pun yang bisa mencabut lidi ini dari tanah, hanya aku yang bisa melakukannya!”
Orang-orang meragukan ucapan anak tersebut. Mereka pun mencoba mencabut lidi tersebut. Namun, tak seorangpun dapat melakukannya. Dalam beberapa hari, lidi itu tak bisa tercabut. Suatu hari, secara diam-diam, anak itu datang don mencabut lidi itu. Tanpa sepengetahuannya, ada seorang warga yang melihatnya dan melaporkannya kepada warga yang lain.
Cerita Rakyat Rawa Pening Dari Jawa Tengah
Dari tempat lidi itu dicabut, mengalirlah mata air. Semakin lama, air itu semakin deras. Air menenggelamkan daerah tersebut, sehingga menjadi sebuah telaga yang kini bernama Telaga Rawa Pening.
Tidak ada yang selamat dari musibah itu kecuali seorang perempuan tua yang berbaik hati memberinya tempat tinggal dan merawatnya. Secara ajaib penyakit kulit anak itu sembuh.
Namun, penyihir jahat yang telah menyihir si anak itu tidak terima dengan kesembuhan itu. Kemudian, ia menyihir anak itu menjadi seekor ular besar dengan sebuah kalung genta di lehernya.
Konon, ular ini sering keluar dari sarangnya pada tengah malam. Setiap kali bergerak, dentingan kalung di lehernya selalu berbunyi klentang-klenting. Bunyi inilah yang kemudian membuatnya dinamakan Baru Klinting.
Kemunculan ular itu diyakinin masyarakat sebagai tando keberuntungan bagi nelayan nelayan yang tidak mendapat ikan.
Kini, Telaga Rama Pening adalah objek wisata yang sangat populer di Jawa Tengah. Tempat ini terletak di Desa Bukit Cinta, Kabupaten Ambarawa.